Saturday, September 26, 2009

MAGY DAN BUKU CERITA



Semuanya itu disadari John pada saat dia termenung seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk. Semuanya sia-sia belaka. Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan anaknya Magy di suatu sore. 3 minggu yang lalu John membawa pekerjaannya pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham.

Pada saat John memeriksa pekerjaannya, Magy putrinya yang baru berusia 2 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru bersampul hijau dengan gambar peri. Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat !" John menengok kearahnya dan berkata, "Wah, buku baru ya ?" "Ya Papa !" katanya berseri-seri, "Bacain dong !" "Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas di depan hidungnya.

Magy hanya berdiri terpaku disamping John sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat- buat mulai merayu kembali "Tapi mama bilang Papa akan membacakannya untuk Magy". Dengan perasaan agak kesal John menjawab: "Magy dengar, Papa sangat sibuk. Minta saja Mama untuk membacakannya". "Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa" katanya sendu. "Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu." "Lain kali Magy, sana. Papa sedang banyak kerjaan."

John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi. Waktu berlalu, Magy masih berdiri kaku disebelah Ayahnya sambil memegang erat bukunya. Tiba-tiba Magy mulai lagi "Tapi Papa, gambarnya bagus sekali dan ceritanya pasti bagus ! Papa pasti akan suka". "Magy, sekali lagi Ayah bilang : Lain kali !" dengan agak keras John membentak anaknya. Hampir menangis Magy mulai menjauh, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali". Tapi Magy kemudian mendekati Ayahnya sambil menyentuh lembut tangannya, menaruh bukunya dipangkuan sang Ayah sambil berkata "Kapan saja Papa ada waktu ya, Papa tidak usah baca untuk Magy, baca saja untuk Papa. Tapi kalau Papa bisa, bacanya
yang keras ya, supaya Magy juga bias ikut dengar". John hanya diam.

Kejadian 3 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada dalam pikiran John. John teringat akan Magy yang dengan penuh pengertian mengalah. Magy yang baru berusia 4 tahun meletakkan tangannya yang mungil di atas tangannya yang kasar mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya yang keras ya Pa, supaya Magy bisa ikut dengar". Dan karena itulah John mulai membuka buku cerita yang diambilnya, dari tumpukan mainan Magy di pojok ruangan. John mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya. John sudah melupakan pekerjaannya yang dulunya amat sangat penting. Ia bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap pemuda mabuk yang dengan kencangnya menghantam tubuh putrinya di jalan depan rumah. John terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin. Sambil berharap cukup keras bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir ……………….


Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi!
Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba!

Thursday, September 3, 2009

KISAH COLOMBUS DAN TELUR



        Ini sebuah cerita kecil di balik kesuksesan Columbus yang menemukan Benua Amerika. Setelah penemuan yang fenomenal itu, Columbus menjadi sangat terkenal dan diagung-agungkan oleh Raja dan seluruh rakyat. Columbus pun diangkat menjadi bangsaan kehormatan kerajaan. Kepopuleran Columbus itu membuat beberapa orang menjadi iri
kepadanya.

        Pada suatu hari, Columbus mengadakan perjamuan makan. Dalam perjamuan makan itu. Dia menceritakan semua kisah yang dihadapi dalam pencarian Benua baru tersebut. Semua tamu undangan terpukau dan mengakui kehebatan Sang Penemu Benua Baru tersebut, namun beberapa orang yang iri dengan sinis berkata," "Apa hebatnya dia ?? Dia cuma berlayar dan  kebetulan saja menemukan benua baru. Siapa saja juga bisa melakukan itu". Mendengar hal tersebut, Columbus kemudian menantang para orang yang iri tersebut. "Marilah kita bertanding untuk membuktikan siapa yang lebih baik. Barangsiapa yang bisa membuat telur-telur rebus itu berdiri di atas meja makan ini, maka
ialah orang yang terbaik dan semua gelar-kekayaanku akan kuserahkan padanya"

        Orang-orang yang iri tersebut menerima tantangan Columbus. Kemudian mereka mulai berusaha untuk membuat telur-telur rebus itu berdiri di atas meja makan. Namun karena telur adalah benda yang ellips/hampir bundar, maka cukup mustahil untuk bisa berdiri di atas meja. Setiap dicoba didirikan, telur-telur itu langsung saja menggelinding jatuh. Akhirnya mereka pun menyerah.

        Kini tiba giliran Columbus. Columbus memegang telur rebus itu di atas meja dengan posisi berdiri sambil dipegangi, kemudian dengan tangan yang satunya Columbus menekan ujung atas telur rebus itu ke meja sehingga ujung bawah telur menjadi remuk dan memipih (tidak lonjong lagi) sehingga telur tersebut bisa berdiri tegak di atas meja. Melihat hal tersebut, orang-orang yang iri dengan sinis berkata "Ah… kalo caranya seperti itu, kami juga bisa membuat telur rebus itu berdiri" Dengan bijak dan sambil tersenyum, Columbus berkata "KALO BEGITU, MENGAPA TIDAK KAMU MELAKUKANNYA ?"

        Cerita di atas hendak memberitahukan kita bahwa KESUKSESAN DAN KEBERHASILAN BERASAL DARI SUATU TINDAKAN NYATA ATAS GAGASAN. Columbus dan beberapa orang pada masa itu mempunyai gagasan atau teori tentang bumi yang bulat. Teori tersebut merupakan teori yang jelas-jelas bertentangan dengan kepercayaan dunia pada waktu itu yang
mempercayai bahwa buki itu datar seperti piring. Ketika Columbus mengutarakan niatnya untuk melakukan ekspedisi lautnya, banyak orang, termasuk keluarganya, yang menganggapnya gila. Namun Columbus tetap teguh dan gigih pada pendiriannya. Perjuangan Columbus tidaklah ringan untuk membuktikan bahwa bumi itu bulat. Ancaman hukuman mati
atas pengingkaran hukum Tuhan sampai pemberontakan anakbuah kapalnya, ia hadapi dengan tegar sehingga pada akhirnya Sejarah mencatatnya sebagai salah satu penemu benua dan pelaut andal.

      Seringkali kita menemukan orang atau bahkan diri kita juga mengalaminya yaitu kita mempunyai gagasan / ide / konsep namun terlalu takut untuk mewujudkannya dalam sebuah aksi nyata, dan akhirnya ide itu hanya menjadi semu. Ketakutan atas kegagalan, penilaian miring orang lain, penderitaan dan sebagainya membuat kita terhalang untuk menemukan kesuksesan. Ketakutan ini pula yang membuat kita terkadang merasa iri akan keberhasilan orang lain. Kita sering berkata miring atas keberhasilan orang lain"Ah…dia sih cuma beruntung aja,…Aku pun bisa melakukannya" Jadi apa yang anda pilih ? GAGAL KARENA TERLALU TAKUT UNTUK GAGAL ? ATAU BERHASIL KARENA TIDAK TAKUT GAGAL ? HANYA ANDA YANG BISA MEMILIH.


Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.