Saturday, December 11, 2010

Fwd: Anthony Dio Martin Official Site

Kiriman dari salah satu pakar EQM Indonesia, bapak Anthony Dio Martin, saya posting disini.
Semoga bermanfaat.

Selamat membaca,
Salam
---------- Pesan terusan ----------
Dari: Anthony Dio Martin Official Site <anthonydiomartin@yahoo.com>
Tanggal: 9 Desember 2010 04.26
Subjek: Anthony Dio Martin Official Site
Ke: tristanto.wahono@gmail.com



Don't Bite The Hand That Feed You

Posted: 08 Dec 2010 01:38 AM PST

Di beberapa posting facebook, saya membaca beberapa rekan yang memaki dan menyatakan murkanya pada atasannya, pada perusahaannya, pada pabriknya tempat bekerja. Saya pikir, memaki bukanlah langkah yang bijak. Apalagi, sampai akhirnya dibaca oleh banyak orang. Tapi, saya memang memahami kalau perasaaannya mungkin sedang sangat marah dan jengkel sekali dengan si atasannya. Dia tak tahu lagi harus berbuat apa-apa sehingga mengeluh di facebooknya.

Ingatlah, perlu pula buat kita untuk belajar menghargai dan menjadi pribadi yang berterima kasih atas perusahaan yang telah menghidupi kita selama ini. Mengapa kita bisa menerima gaji dan upah dari mereka dengan muka tersenyum dan senang tetapi pas giliran kerja, kita memaki-maki atasan dan pimpinan kita. Ini kan namanya tidak ksatria. Kalau kita tidak suka, lebih baik bicara dan katakan. Tetapi, jika terus-terusan tidak ada perubahan, lebih baik kita mundur dan mencari dimana kita bisa tetap menjaga mental kita yang positif. Yang penting, jangan mengeluh apalagi memaki. Seburuk-buruk atasan kita, merekalah yang memberi makan buat kita. Ingatlah pepatah, 'Don't Bite The Hand That Feed You". Seekor binatang, maaf…anjing, mengerti bahwa ia tidak boleh menggigit tuannya yang memberikan makan kepadanya. Martabat kita lebih tinggi daripada binatang, maka tunjukkanlah bahwa minimal kita adalah orang yang tahu berterima kasih. Ingatlah sekali lagi, Anda tidak harus menyukai atasan Anda tetapi tunjukkan bahwa kita bisa berterima kasih kepadanya.  

Shoulder To Cry On

Posted: 08 Dec 2010 01:33 AM PST

Richard Farson, seorang profesor Humanistic Psychology Institute di San Fransisco mengatakan dalam surveinya bahwa "Jutaan orang Amerika tidak pernah punya lebih dari satu menit selama hidupnya untuk menceritakan persoalan hidupnya kepada orang yang bisa dipercayainya". Tidaklah mengherankan jika angka depresi dan pemakaian obat-obat anti depresi tergolong sangat tinggi di Amerika. Bagaimana kita di Indonesia? Bersyukurnya, saya berharap bahwa angka ini tidak akan terlalu mengkhawatirkan. Saya pikir, kita masyarakat yang lebih terbuka. Dan untungnya, kalau saya perhatikan, baik di kota maupun pedesaan, kita umumnya masih punya seseorang yang bisa diajak untuk bicara.

Menurut saya, punya seseorang yang bisa diajak bicara adalah perlu sekali. Bukan saja, bicara dengan orang lain akan memberikan kita ide maupun solusi, yang kadang tidak mampu kita lihat. Tapi, bicara dengan orang juga melegakan. Ada banyak kasus dimana seseorang yang bermasalah tetapi tidak menemukan seseorang yang bisa diajak bicara, berakhir dengan bunuh diri. Memang tidaklah mudah mempercayai seseorang dan cukup berisiko mempercayakan persoalan kita pada orang lain. Tapi, jika ingin bertumbuh dan berkembang secara sehat, kadang kita membutuhkan bahu orang lain dimana kita bisa bersandar!

Berbahagialah orang yang mempunyai 'Shoulder To Cry On'

 

Meminjam Pikiran Orang

Posted: 08 Dec 2010 01:17 AM PST

Pikiran dan pengalaman kita bisa terbatas. Saat kita selalu mentok dan terus-menerus tidak mampu begerak lebih jauh dan kelihatannya segitu-segitu saja. Padahal, kita telah berusaha secara maksimal. Saat itulah, Anda mulai menyentuh limit pengalaman dan pikiran Anda. Itulah saat dimana Anda perlu perlu meminjam pikiran dan pengalaman orang lain.

Meminjam ini bisa dilakukan dengan membaca, mendengarkan, ngobrol atau mengikuti bimbingan atau pelatihan tertentu. Intinya, masalah yang Anda alami sekarang, kadang tidak bisa diatasi dengan pikiran Anda karena keterbatasan pengalaman yang Anda miliki. Itulah manfaat bicara, mendengarkan dan belajar dari orang lain.

"Ketika Anda kelihatannya mentok di satu titik dan tidak kemana-mana meskipun Anda telah berusaha keras. Mungkin saatnya bagi Anda untuk meminjam pikiran orang lain"



Saturday, September 4, 2010

QURBANKU

Kuhentikan mobil tepat di ujung kandang tempat berjualan hewan Qurban.
Saat pintu mobil kubuka, bau tak sedap memenuhi rongga hidungku, dengan spontan aku menutupnya dengan saputangan.
Suasana di tempat itu sangat ramai, dari para penjual yang hanya bersarung hingga ibu-ibu berkerudung Majelis Taklim, tidak terkecuali anak-anak
yang ikut menemani orang tuanya melihat hewan yang akan di-Qurban-kan pada Idul Adha nanti, sebuah pembelajaran yang cukup baik bagi anak-anak sejak dini tentang pengorbanan Nabi Allah Ibrahim & Nabi Ismail.

Aku masuk dalam kerumunan orang-orang yang sedang bertransaksi memilih hewan yang akan di sembelih saat Qurban nanti.
Mataku tertuju pada seekor kambing coklat bertanduk panjang, ukuran badannya besar melebihi kambing-kambing di sekitarnya.

" Berapa harga kambing yang itu pak ?" ujarku menunjuk kambing coklat tersebut.

" Yang coklat itu yang terbesar pak. Kambing Mega Super dua juta rupiah tidak kurang" kata si pedagang berpromosi matanya berkeliling sambil tetap melayani calon pembeli lainnya.

" Tidak bisa turun pak?" kataku mencoba bernegosiasi.

" Tidak kurang tidak lebih, sekarang harga-harga serba mahal" si pedagang bertahan.

" Satu juta lima ratus ribu ya?" aku melakukan penawaran pertama
" Maaf pak, masih jauh." ujarnya cuek.

Aku menimbang-nimbang, apakah akan terus melakukan penawaran terendah berharap si pedagang berubah pendirian dengan menurunkan harganya.

" Oke pak bagaimana kalau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu?" kataku

" Masih belum nutup pak " ujarnya tetap cuek

" Yang sedang mahal kan harga minyak pak. Kenapa kambing ikut naik?"
ujarku berdalih mencoba melakukan penawaran termurah.

" Yah bapak, meskipun kambing gak minum minyak. Tapi dia gak bisa datang ke sini sendiri.
Tetap saja harus di angkut mobil pak, dan mobil bahan bakarnya bukan rumput" kata si pedagang meledek.

Dalam hati aku berkata, alot juga pedagang satu ini. Tidak menawarkan harga selain yang sudah di kemukakannya di awal tadi. Pandangan aku alihkan ke kambing lainnya yang lebih kecil dari si coklat. Lumayan bila ada perbedaan harga lima ratus ribu.
Kebetulan dari tempat penjual kambing ini, aku berencana ke toko ban mobil.
Mengganti ban belakang yang sudah mulai terlihat halus tusirannya.
Kelebihan tersebut bisa untuk menambah budget ban yang harganya kini selangit.

" Kalau yang belang hitam putih itu berapa bang?" kataku kemudian

" Nah yang itu Super biasa. Satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah" katanya

Belum sempat aku menawar, di sebelahku berdiri seorang kakek menanyakan harga kambing coklat Mega Super tadi.
Meskipun pakaian "korpri" yang ia kenakan lusuh, tetapi wajahnya masih terlihat segar.

" Gagah banget kambing itu. Berapa harganya mas?" katanya kagum

" Dua juta tidak kurang tidak lebih kek." kata si pedagang setengah malas menjawab setelah melihat penampilan si kakek.

" Weleh larang men regane (mahal benar harganya) ?" kata si kakek dalam bahasa Purwokertoan
" bisa di tawar-kan ya mas ?" lanjutnya mencoba negosiasi juga.

" Cari kambing yang lain aja kek. " si pedagang terlihat semakin malas meladeni.

" Ora usah (tidak) mas. Aku arep sing apik lan gagah Qurban taun iki (Aku mau yang terbaik dan gagah untuk Qurban tahun ini)
Duit-e (uangnya) cukup kanggo (untuk) mbayar koq mas." katanya tetap bersemangat seraya mengeluarkan bungkusan dari saku celananya. Bungkusan dari kain perca yang juga sudah lusuh itu di bukanya, enam belas lembar uang seratus ribuan dan sembilan lembar uang lima puluh ribuan dikeluarkan dari dalamnya.
" Iki (ini) dua juta rupiah mas. Weduse (kambingnya) dianter ke rumah ya mas?" lanjutnya mantap tetapi tetap bersahaja.

Si pedagang kambing kaget, tidak terkecuali aku yang memperhatikannya sejak tadi.
Dengan wajah masih ragu tidak percaya si pedagang menerima uang yang disodorkan si kakek, kemudian di hitungnya perlahan lembar demi lembar uang itu.

" Kek, ini ada lebih lima puluh ribu rupiah" si pedagang mengeluarkan selembar lima puluh ribuan

" Ora ono ongkos kirime tho...?" (Enggak ada ongkos kirimnya ya?) si kakek seakan tahu uang yang diberikannya berlebih

" Dua juta sudah termasuk ongkos kirim" si pedagang yg cukup jujur memberikan lima puluh ribu ke kakek
" mau di antar ke mana mbah?" (tiba-tiba panggilan kakek berubah menjadi mbah)

" Alhamdulillah, lewih (lebih) lima puluh ribu iso di tabung neh (bisa ditabung lagi)" kata si kakek sambil menerimanya
" tulung anterke ning deso cedak kono yo (tolong antar ke desa dekat itu ya), sak sampene ning mburine (sesampainya di belakang) Masjid Baiturrohman,
takon ae umahe (tanya saja rumahnya) mbah Sutrimo pensiunan pegawe Pemda Pasir Mukti, InsyaAllah bocah-bocah podo ngerti (InsyaAllah anak-anak sudah tahu)."

Setelah selesai bertransaksi dan membayar apa yang telah di sepakatinya, si kakek berjalan ke arah sebuah sepeda tua yang di sandarkan pada sebatang pohon pisang, tidak jauh dari X-Trail milikku.
Perlahan di angkat dari sandaran, kemudian dengan sigap di kayuhnya tetap dengan semangat.

Entah perasaan apa lagi yang dapat kurasakan saat itu, semuanya berbalik ke arah berlawanan dalam pandanganku.
Kakek tua pensiunan pegawai Pemda yang hanya berkendara sepeda engkol, sanggup membeli hewan Qurban yang terbaik untuk dirinya.
Aku tidak tahu persis berapa uang pensiunan PNS yang diterima setiap bulan oleh si kakek.
Yang aku tahu, di sekitar masjid Baiturrohman tidak ada rumah yang berdiri dengan mewah, rata-rata penduduk sekitar desa Pasir Mukti hanya petani dan para pensiunan pegawai rendahan.
Yang pasti secara materi, sangatlah jauh di banding penghasilanku sebagai Manajer perusahaan swasta.
Yang sanggup membeli rumah di kawasan cukup bergengsi
Yang sanggup membeli kendaraan roda empat yang harga ban-nya saja cukup membeli seekor kambing Mega Super
Yang sanggup mempunyai hobby berkendara moge (motor gede) dan memilikinya
Yang sanggup membeli hewan Qurban dua ekor sapi sekaligus

Tapi apa yang aku pikirkan?
Aku hanya hendak membeli hewan Qurban yang jauh di bawah kemampuanku yang harganya tidak lebih dari service rutin mobil X-Trail, kendaraanku di
dunia fana.
Sementara untuk kendaraanku di akhirat kelak, aku berpikir seribu kali saat membelinya.

Ya Allah, Engkau yang Maha Membolak-balikan hati manusia balikkan hati hambaMu yang tak pernah berSyukur ini ke arah orang yang pandai menSyukuri nikmatMu.

sumber : email dari sahabat

Monday, June 7, 2010

caroline ebert shared some photos with you

caroline ebert shared a new photo slideshow with you View now

This email was sent by caroline ebert using the Application: Flickr Slideshow. You can stop receiving emails here.

Saturday, May 22, 2010

Trs: [bahasa-Al Quran] FW: KISAH POHON TUA

forward email ini di posting untuk http://postingemail.blogspot.com

----- Pesan Diteruskan ----
Dari: Siti Latifah <slatifah@sucofindo.co.id>
Terkirim: Sel, 16 Februari, 2010 14:53:16
Judul: [bahasa-Al Quran] FW: KISAH POHON TUA

 

         Suatu ketika, di sebuah padang , tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain disekitarnya.

 

        Pohon itupun, menjadi tempat hidup beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu. Pohon pun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang.

 

        Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap kali singgah dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, dibawah naungan dahan-dahan. "Pohon yang sangat berguna", begitu ujar mereka setiapkali selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.

 

        Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana.  Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh.

 

        Sang pohon pun bersedih. "Ya Allah, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.

 

        Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batanngnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus-menerus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang.

 

        Hingga pada saat pagi menjelang. "Cittt....... cericirit. ...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt....... cericirit. ...cittt" suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon  itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu.....dua. ....tiga. ... dan empat anak burung lahir ke dunia."Ah do'aku di jawab-Nya,"  begitu seru sang pohon. Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka akan membuat sarang-sarang baru.

        Ternyata batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis  tertentu tertarik untuk mau bersarang disana. Burung-burung itu merasa hangat berada dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam."ah kini hariku semakin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.

 

        Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang tunas tampak tersenyum. Ah rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiaanya pada alam.

 

        Sobat begitulah, adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Allah memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Allah dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah ditebak, namun yakinlah Allah Maha Tahu yang terbaik buat Kita.

 

        Sama seperti kisah nabi Musa dengan Harun dalam surat Al-Kahfi : 65 – 82, dimana dikisahkan bahwa Nabi Musa tidak bisa bersabar dengan tindakan Harun yang terlihat Zalim, padahal tidak demikian adanya. ketidaksabaran tersebut terjadi hanya karena pengetahuan kita yang sempit sedang Allah Maha Mengetahui.

 

        Satu saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka disaat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang disandingkan- Nya bukan harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah memberikan cobaan pada sang pohon, maka sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.

 

        Sobat, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan- Nya buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati, seperti yang tertuang dalam kalam-Nya:

 

        "Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri, ...."(Al-Hadid: 22-23)

 

        Yakinlah, sesungguhnya Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Wa'allahu'alam bisshowab...


__,_._,___


Saturday, March 20, 2010

Trs: [MTSuperClub] Mario Teguh Super Note - FIGHTING THE WRONG FIGHT - BERTARUNG DALAM PERTARUNGAN YANG SALAH

Dear Rekan semua,
Saya forward salah satu posting email dari Milis yang ada untuk pembaca kumpulan email di http://postingemail.blogspot.com
Semoga bermanfaat.

 

----- Pesan Diteruskan ----
Dari: Exnal Corp <exnal@cbn.net.id>
Kepada: MTSuperClub Milist <mtsuperclub@yahoogroups.com>
Terkirim: Sab, 20 Maret, 2010 07:54:19
Judul: [MTSuperClub] Mario Teguh Super Note - FIGHTING THE WRONG FIGHT - BERTARUNG DALAM PERTARUNGAN YANG SALAH

 

Sahabat Indonesia yang super,
 
yang sederhana keinginannya,
tetapi yang tidak sederhana dampaknya bagi kebaikan hidupnya.
 
Mudah-mudahan Super Note saya di Jumat sore yang super ini mendapati Anda dalam kejernihan pikiran yang Anda butuhkan untuk menepatkan kerja Anda.
 
Bahkan pelaut yang tidak jelas tujuan pelayarannya, akan pasti sampai di suatu tempat.
 
Hanya saja, belum tentu dia sampai di tempat yang ramah bagi kepentingannya untuk hidup dengan damai, sejahtera, dan cemerlang.
 
Sahabat saya yang dikasihi Tuhan,
 
Terima kasih atas comments Anda yang saya terima untuk MT Super Note - SEVEN HURDLES TO YOUR SUPER SUCCESS - TUJUH RINTANGAN KEBERHASILAN SUPER ANDA, dan masukan-masukan baik Anda-lah yang mentenagai saya untuk menuliskan Super Note susulannya ini.
 
Super Note yang saya susunkan bagi penikmatan di ruang keluarga MTSC yang ramah dan saling memuliakan ini, disemangati oleh semua comments super Anda, yang berfokus pada kebutuhan kita untuk mencurahkan semua kekuatan pada pekerjaan yang tepat, agar kita mencapai kebesaran hidup sebagaimana yang direncanakan bersama kelahiran kita.
 
Please kindly enjoy, absorb, and apply.
 
………..
 
MARIO TEGUH SUPER NOTE
FIGHTING THE WRONG FIGHT
BERTARUNG DALAM PERTARUNGAN YANG SALAH
 
………..
 

Anda hanya mendapat dari yang Anda kerjakan.
 
Maka, janganlah memilih pekerjaan yang salah.
 
Dalam kehidupan, pertanyaan yang sebenarnya bukanlah apa yang Anda menangkan, tetapi apa yang Anda lakukan; karena
yang Anda lakukan menentukan apa yang bisa Anda menangkan.
 
Sesungguhnya,
 
Kehidupan kita yang sebenarnya adalah pekerjaan kita.
 
Perhatikanlah, bahwa semua orang penting - disebut penting karena mengerjakan sesuatu yang penting bagi kehidupan sesamanya.
 
Jadi janganlah berlama-lama dalam kesadaran bahwa yang sedang Anda lakukan ini sebetulnya salah.
 
Janganlah Anda biarkan diri Anda menua dalam pekerjaan yang menuntut penggunaan dari kelemahan-kelemahan Anda.
 
Berjayalah dalam pekerjaan yang merayakan penggunaan dari kekuatan-kekuatan Anda.
 
………..
 

Anda dikenal melalui pertarungan yang Anda pilih.
 
Apa pun yang Anda perjuangkan melalui pertarungan - pasti merupakan sesuatu yang penting bagi Anda. Itu sebabnya Anda dikenal dari apa yang Anda pertarungkan.
 
Jika hal-hal kecil yang tidak penting, cukup untuk membuat Anda bertarung dengan orang lain, maka kecil dan tidak pentinglah Anda.
 
Jika yang Anda perjuangkan adalah hal-hal yang baik dan bernilai, maka baik dan bernilailah Anda.
 
… itu adalah sebuah kepastian yang sederhana, tetapi tidak sederhana dampaknya bagi kebaikan hidup kita.
 
………..
 

Kelas Anda ditentukan oleh keberanian Anda.
 
Keinginan Anda tidak penting, jika untuk pencapaiannya Anda tidak bersedia untuk bertarung.
 
Banyak orang sangat berani dalam mengkhayalkan keberhasilan dirinya, tetapi menjadi kerdil saat betul-betul harus memenuhi syarat bagi keberhasilannya dalam pekerjaan yang nyata.
 
Mereka yang pemberani, tidak selalu mengawali perjuangan mereka dengan impian, tetapi selalu memasuki pekerjaan dengan kesungguhan, dan menghadapi kesulitan dengan keberanian.
 
Itu sebabnya,
 
Keinginan yang sesungguhnya, hanya pantas berlabuh di hati seorang pemberani.
 
………..
 

Janganlah menjadi petarung yang setengah-setengah.
 
Janganlah menjadikan hidup ini setengah matang.
 
Segeralah selesaikan hal-hal yang akan membentuk keutuhan dari rencana-rencana Anda.
 
Janganlah impian Anda mengenai keberhasilan besar di masa depan, menjadikan Anda penunda yang menelantarkan keberhasilan kecil yang bisa Anda capai hari ini.
 
Bersikaplah seperti para petarung sejati.
 
Janganlah memukul, karena itu akan menyakiti orang lain. Jangan-lah juga, memukul dengan lunak, karena balasan yang Anda terima bisa keras.
Tetapi,
jika Anda harus memukul, pukullah dengan keras.
 
………..
 

Periksalah kembali prinsip-prinsip Anda.
 
Memang dibutuhkan sebuah keberanian, untuk tewas mempertahankan sebuah prinsip; tetapi dibutuhkan keberanian yang jauh lebih besar lagi untuk tetap hidup dan berjaya dalam sebuah prinsip.
 
Dan itu adalah pilihan yang lebih baik.
 
Karena,
 
Keikhlasan untuk hidup dengan seutuhnya, membutuhkan kekuatan hati yang tidak sederhana.
 
Dan utamakanlah ini dalam kesadaran Anda,
bahwa
 
Bukan ukuran Anda yang penting untuk memenangkan sebuah pertarungan, tetapi ukuran keberanian dalam diri Anda; yaitu keberanian untuk tampil dan bekerja sesuai dengan prinsip Anda.
 
Tidak ada hal besar yang bisa dicapai oleh seseorang yang keras kepala dan keras hati - karena prinsipnya; tetapi yang berjalan tanpa arah, meneriakkan keraguan dan keluhan; tetapi menolak nasihat-nasihat baik, hanya karena itu bukan prinsipnya.
 
Jika yang disebutnya sebagai prinsip itu, mengerdilkannya - mungkin itu bukan prinsip, atau dia harus memeriksa kembali sikapnya dalam berprinsip.
 
Karena, jika prinsip yang kita yakini tidak memuliakan kehidupan kita, kita harus ikhlas memeriksa diri dan prinsip kita.
 
Jika bukan prinsip kita yang tidak sepenuhnya tepat, pasti cara kita dalam berprinsip - yang memerlukan perbaikan.
 
………..
 

Dia yang menyerang harus menang, dan dia yang bertahan harus selamat.
 
Apakah Anda termasuk yang agresif dalam hidup ini, yang memasuki jam-jam kerja dengan kekuatan hati yang menyerang dengan kekuatan penuh?
 
Ataukah Anda yang hanya bertahan, yang berupaya selamat dari hari ke hari, tanpa pandangan yang jelas kapan kira-kira kelambatan dan kerata-rataan ini berakhir?
 
Yang manakah Anda?
 
Seandainya saja kita bertindak lebih berani …
 
………..
 

Jika Anda berseteru dengan kehidupan ini, semua orang akan menjagokan kehidupan.
 
Dari semua hal yang bisa Anda jadikan musuh dan Anda salahkan atas kelambatan laju kehidupan ini, jangan pernah musuhi kehidupan.
 
Jika pendapat buruk Anda tentang kehidupan ini benar, maka tidak akan ada orang lain yang tampil sebagai pemenang.
 
Tetapi, bukankah telah banyak orang yang menang, dan masih akan ada banyak lagi orang yang menang, termasuk diri Anda?
 
Kehidupan ini harus dimenangkan, didapatkan, dan dialami dengan baik; lalu bagaimana mungkin Anda bisa memenangkan, mendapatkan, dan mengalami kehidupan dengan kecintaan, jika Anda mengeluhkan kehidupan?
 
Sayangilah kehidupan ini, dan dia akan mengembalikan kebaikan Anda itu dengan kualitas hidup yang lebih besar daripada yang Anda berikan.
 
………..
 

Betapa pun Anda menyukai permainan, janganlah bermain-main dengan hidup Anda.
 
Bagi anak-anak, sebuah permainan adalah kehidupan yang sesungguhnya, dan dengan permainan itulah mereka membangun pengertian dan kemampuan untuk menjadi pemenang yang anggun dalam hidup mereka nanti.
 
Sebagian dari anak-anak itu memang tumbuh menjadi pemenang, tetapi sebagian yang lain tumbuh menjadi orang-orang dewasa yang masih bermain-main dengan kehidupan mereka.
 
Hidup ini bersikap ramah kepada kita yang bersungguh-sungguh untuk mencapai kemenangan, dan ia bersikap keras kepada mereka yang tidak terlibat secara sadar dalam prosesi kehidupan.
 
Dan yang menyayat hati para pemerhati, adalah
 
Tidak jarang, mereka yang dikerasi oleh kehidupan agar memperbaiki diri itu, menerima kesulitan hidup sebagai nasib buruk - seolah-olah upaya mereka tidak akan mendatangkan perubahan.
 
Seandainya saja, mereka mau mendorong diri mereka untuk mencoba, untuk bertarung dalam perjuangan yang benar, mereka akan menemukan keindahan yang menjadi hak bagi mereka yang ikhlas hidup dalam kebaikan.
 
………..
 
Maka marilah kita memilihkan pekerjaan yang baik bagi kita,
yaitu
 
pekerjaan yang jujur,
yang mendidik kita menjadi pribadi yang amanah,
yang merayakan kekuatan-kekuatan kita,
yang menjadikan kita pribadi yang lebih mampu,
yang menghasilkan perbaikan bagi kehidupan sesama,
yang terhubung erat dengan kebahagiaan keluarga kita,
dan
yang menjadikan kita permata yang berkilau dalam pandangan Tuhan,
yang menjadikan kehidupan kita damai, sejahtera, penuh kegembiraan dan kesyukuran,
dan
yang tidak bisa tidak - membuat Tuhan merendahkan dan memerdukan suara-Nya,
saat menyapa kita:
 
"Wahai jiwa yang tenteram, Aku sangat bangga menyebutmu sebagai kekasih-Ku."
 
………..
 

Maka marilah kita menyerah dalam seindah-indahnya penyerahan kepada Tuhan.
 
Tujuan kelahiran kita - baik, dan tidak ada niat Tuhan selain bagi kebaikan kita. Tugas kita hanyalah menurut.
 
Marilah kita menurut dalam jalan kebaikan, yang tempat-tempat sampai-nya adalah kedamaian, kesejahteraan, dan kecemerlangan hidup.
 
………..
 

Mudah-mudahan Super Note kita kali ini dapat mendampingi Anda dengan ramah, dan menghormati pacu Anda dalam membangun kemampuan untuk berperan baik dalam kehidupan ini.
 
Mudah-mudahan keikhlasan hati Anda menjadi pengharus bagi turunnya keberkahan yang lebih besar bagi kemuliaan Anda dan keluarga terkasih.
 
Sampai kita bertemu suatu ketika nanti, dan berjabat-tangan, dan membincangkan hal-hal yang terlalu banyak untuk kita tuliskan di ruang keluarga MTSC yang ramah dan santun ini, dan saling memuji dan saling berterima-kasih atas kebaikan satu sama lain.
 
Marilah kita tetap bersaudara dan bersahabat dalam kebenaran dan kesabaran.
 
Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda tersayang.
 
Loving you all as always,
 
Mario Teguh
Founder | MTSuperClub | 081-211-56900 | For The Happiness Of Others | Jakarta
 
__._,_.___
 


Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!