Saturday, May 22, 2010

Trs: [bahasa-Al Quran] FW: KISAH POHON TUA

forward email ini di posting untuk http://postingemail.blogspot.com

----- Pesan Diteruskan ----
Dari: Siti Latifah <slatifah@sucofindo.co.id>
Terkirim: Sel, 16 Februari, 2010 14:53:16
Judul: [bahasa-Al Quran] FW: KISAH POHON TUA

 

         Suatu ketika, di sebuah padang , tersebutlah sebatang pohon rindang. Dahannya rimbun dengan dedaunan. Batangnya tinggi menjulang. Akarnya, tampak menonjol keluar, menembus tanah hingga dalam. Pohon itu, tampak gagah di banding dengan pohon-pohon lain disekitarnya.

 

        Pohon itupun, menjadi tempat hidup beberapa burung disana. Mereka membuat sarang, dan bergantung hidup pada batang-batangnya. Burung-burung itu membuat lubang, dan mengerami telur-telur mereka dalam kebesaran pohon itu. Pohon pun merasa senang, mendapatkan teman, saat mengisi hari-harinya yang panjang.

 

        Orang-orang pun bersyukur atas keberadaan pohon tersebut. Mereka kerap kali singgah dan berteduh pada kerindangan pohon itu. Orang-orang itu sering duduk, dan membuka bekal makan, dibawah naungan dahan-dahan. "Pohon yang sangat berguna", begitu ujar mereka setiapkali selesai berteduh. Lagi-lagi, sang pohon pun bangga mendengar perkataan tadi.

 

        Namun, waktu terus berjalan. Sang pohon pun mulai sakit-sakitan. Daun-daunnya rontok, ranting-rantingnya pun mulai berjatuhan. Tubuhnya, kini mulai kurus dan pucat. Tak ada lagi kegagahan yang dulu di milikinya. Burung-burung pun mulai enggan bersarang disana.  Orang yang lewat, tak lagi mau mampir dan singgah untuk berteduh.

 

        Sang pohon pun bersedih. "Ya Allah, mengapa begitu berat ujian yang Kau berikan padaku? Aku butuh teman. Tak ada lagi yang mau mendekatiku. Mengapa Kau ambil semua kemuliaan yang pernah aku miliki?" begitu ratap sang pohon, hingga terdengar ke seluruh hutan. "Mengapa tak Kau tumbangkan saja tubuhku, agar aku tak perlu merasakan siksaan ini?" sang pohon terus menangis, membasahi tubuhnya yang kering.

 

        Musim telah berganti, namun keadaan belumlah mau berubah. Sang pohon tetap kesepian dalam kesendiriannya. Batanngnya tampak semakin kering. Ratap dan tangis terus-menerus terdengar setiap malam, mengisi malam-malam hening yang panjang.

 

        Hingga pada saat pagi menjelang. "Cittt....... cericirit. ...cittt" Ah suara apa itu? Ternyata ada seekor anak burung yang baru menetas. Sang pohon terhenyak dalam lamunannya. "Cittt....... cericirit. ...cittt" suara itu makin keras melengking. Ada lagi anak burung yang baru lahir. Lama kemudian, riuhlah pohon  itu atas kelahiran burung-burung baru. Satu.....dua. ....tiga. ... dan empat anak burung lahir ke dunia."Ah do'aku di jawab-Nya,"  begitu seru sang pohon. Keesokan harinya, beterbanganlah banyak burung ke arah pohon itu. Mereka akan membuat sarang-sarang baru.

        Ternyata batang kayu yang kering, mengundang burung dengan jenis  tertentu tertarik untuk mau bersarang disana. Burung-burung itu merasa hangat berada dalam batang yang kering, ketimbang sebelumnya. Jumlahnya pun lebih banyak dan lebih beragam."ah kini hariku semakin cerah bersama burung-burung ini", gumam sang pohon dengan berbinar.

 

        Sang pohon pun kembali bergembira. Dan ketika dilihatnya ke bawah, hatinya kembali membuncah. Ada sebatang tunas baru yang muncul di dekat akarnya. Sang tunas tampak tersenyum. Ah rupanya, airmata sang pohon tua itu, membuahkan bibit baru yang akan melanjutkan pengabdiaanya pada alam.

 

        Sobat begitulah, adakah hikmah yang dapat kita petik disana? Allah memang selalu punya rencana-rencana rahasia buat kita. Allah dengan kuasa yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, akan selalu memberikan jawaban-jawaban buat kita. Walaupun kadang penyelesaiannya tak selalu mudah ditebak, namun yakinlah Allah Maha Tahu yang terbaik buat Kita.

 

        Sama seperti kisah nabi Musa dengan Harun dalam surat Al-Kahfi : 65 – 82, dimana dikisahkan bahwa Nabi Musa tidak bisa bersabar dengan tindakan Harun yang terlihat Zalim, padahal tidak demikian adanya. ketidaksabaran tersebut terjadi hanya karena pengetahuan kita yang sempit sedang Allah Maha Mengetahui.

 

        Satu saat dititipkan-Nya cobaan buat kita, maka disaat lain, diberikan-Nya kita karunia yang berlimpah. Ujian yang disandingkan- Nya bukan harga mati. Bukanlah suatu hal yang tak dapat disiasati. Saat Allah memberikan cobaan pada sang pohon, maka sesungguhnya Allah, sedang MENUNDA memberikan kemuliaan-Nya. Allah tidak memilih untuk menumbangkannya, sebab, Dia menyimpan sejumlah rahasia. Allah, sedang menguji kesabaran yang dimiliki.

 

        Sobat, yakinlah, apapun cobaan yang kita hadapi, adalah bagian dari rangkaian kemuliaan yang sedang dipersiapkan- Nya buat kita. Jangan putus asa, jangan lemah hati, seperti yang tertuang dalam kalam-Nya:

 

        "Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri, ...."(Al-Hadid: 22-23)

 

        Yakinlah, sesungguhnya Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Wa'allahu'alam bisshowab...


__,_._,___