Monday, June 29, 2009

KA D O   T E R I N D A H

  • Many people seem to think that success in one area can compensate
    for failure in other areas. But can it really?...True effectiveness
    requires balance
    - Stephen Covey -
  • Desire is the starting point of all achievement, not a hope, not a
    wish, but a keen pulsating desire which transcends everything
    - Napoleon Hill -


            Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa
    menghadiahkannya setiap saat, dan tak perlu membeli ! Meski begitu,
    beberapa kado ini adalah hadiah terindah dan tak  ternilai bagi
    orang-orang yang Anda sayangi. Apa sajakah kado-kado istemewa
    tersebut ?

    1.      KEHADIRAN
    Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai 
    harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, 
    telepon,  foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya. Anda dan
    dia dapat  berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara
    lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga
    penting. Jadikan kehadiran Anda  sebagai pembawa kebahagiaan.

    2.      MENDENGARKAN
    Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan
    orang lebih  suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama
    diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan
    oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya.
    Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak
    langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kepedulian.

    3.      KERENDAHAN HATI
    Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-
    betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap
    wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik,apalagi menghakimi.
    Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan
    yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian.
    Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

    4.      DIAM
    Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai
    untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari
    segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang
    karena memberinya "Ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah
    terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli.

    5.      KEBEBASAN
    Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk
    memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan.Bisakah kita
    mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya ? Memberi
    kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan
    bukanlah, "Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi
    kebebasan adalah memberinya kepercayaan Penuh untuk bertanggung
    jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

    6.      KEINDAHAN
    Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil
    lebih ganteng atau cantik ? (eh..)Tampil indah dan rupawan juga
    merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap
    hari ! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa
    menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan bunga segar cantik
    di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

    7.      TANGGAPAN POSITIF
    Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap
    pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah
    tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada
    kita. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda
    mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi
    Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu,
    ucapan terima kasih dan pujian dan juga permintaan ma'af, adalah
    kado cinta yang sering terlupakan.

    8.      KESEDIAAN MENGALAH
    Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai
    menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya
    sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara
    persoalan itu ? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap
    memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah sudah
    dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak
    ada manusia yang sempurna di dunia ini.

    9.      SENYUMAN
    Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman,
    terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan
    yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana
    muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan
    isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan
    terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang
    dikasihi ?
  • www.wahanausaha.com
  • http://postingemail.blogspot.com





  • --
    This message has been scanned for viruses and malicious content by
    TUV Rheinland Japan's perimeter scanner, and is believed to be clean.
  • Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

     


    Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya.


    Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

     

    Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar"


    KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

     

    Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan.


    Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan"

     

     
    KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

     

    Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup.


    Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek"



    KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

     

    Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam.


    Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!"

     

     
    KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

     

    Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan.


    Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"

     

     
    KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

     

    Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit"

     


    KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

     

    Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa"

     


    KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

     

    Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan.


    Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan"

     


    KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN

     

    Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

     

    Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah


    Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.


    Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.


    Dan Semoga dapat menjadikan nasehat dan bermanfaat untuk kita semua.


     

    ----- Pesan Diteruskan ----
    Dari: Mujiarto Karuk <mkaruk@yahoo.com>
    Kepada: syiar-islam@yahoogroups.com; keluarga-islam@yahoogroups.com; mencintai-islam@yahoogroups.com; bahasa-quran@yahoogroups.com; gambar-islami@yahoogroups.com; KotaSantri@yahoogroups.com; shalat-doa@yahoogroups.com; psikologi_transformatif@yahoogroups.com; kmnu2000@yahoogroups.com; nongkrong_bareng2@yahoogroups.com; islamic-ebook@yahoogroups.com; sekolah-kehidupan@yahoogroups.com; sabili-net@yahoogroups.com; nasional-list@yahoogroups.com; eramuslim@yahoogroups.com; Taman2Syurga@yahoogroups.com; mualafindonesia@yahoogroups.com; rumahilmu@yahoogroups.com; sd-islam@yahoogroups.com
    Cc: tahajjud_call@yahoogroups.com
    Terkirim: Jumat, 26 Juni, 2009 02:36:12
    Judul: [bahasa-Al Quran] Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

    .

    __________________________________________________
    Apakah Anda Yahoo!?
    Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
    http://id.mail.yahoo.com

    Tuesday, June 16, 2009

    Apakah Akhirnya Kita Seperti Burung Beo Itu



    Sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah memberikan cerita hikmah untuk kita semua. Ceritanya dimulai beberapa tahun yang lalu saat pengurus pesantren tersebut tepatnya pemilik pondokan (sebutan sebuah pesantren) memelihara seekor burung beo.

    Beo merupakan jenis burung yang paling cerdas menirukan suara-suara manusia selain burung kakak tua. Bertahun-tahun Kiai mengajarkan sebuah kalimat kepada beo itu. Kalimat yang sering kita baca dalam sholat. kalimat tauhid, âLaillahaillallah Muhammadarrasulullahâ terus diajarkan kepada beo. Hingga begitu lancarnya di lafadzkan oleh burung beo.

    Selama beberapa lama pondokan diramaikan kalimat tauhid di ucapkan si burung beo. Memberikan suasana dzikir para santri semakin berwarna. Ada kebanggaaan sendiri melihat seekor burung bersuara kalimat tauhid.

    Tahun berganti tahun. Suatu pagi kiai memberikan makan seperti biasa untuk beo kebanggaan itu. Ada yang aneh dari beo yang tak seperti biasanya. Lincah, berputar-putar 360 derajat, makan minum dan mengucapkan kalimat tuhid. Kali ini beo begitu lunglai. Diperhatikannya beo oleh Pak Kiai yang semain lama semakin menunduk. Tak berapa lama beo terjatuh dari tenggerannya. âPlakâ. Burung beo terjatuh di dasar sangkar luas itu. Kontan Kiai sedih dan menangis. Sejak saat itu beliau selalu menangis, bahkan saat mengajar.

    Beberapa hari tak reda sedihnya. Hal ini membuat santri khawatir akan kondisi Pak Kiai. Suatu hari seluruh santri berkumpul untuk membicarakan solusi agar Kiai tidak lagi bersedih. Mereka sepakat untuk mengumpulkan sebagian uang jajan untuk membelikan seekor beo untuk Pak Kiai. Mereka benar-benar mengira kesedihan Pak Kiai disebabkan matinya beo terdahulu yang sangat di banggakan oleh seluruh seantero pondokan.

    Pada suatu pagi seusai sholat subuh berjamaah sebelum kuliah subuh. Perwakilan salah satu santri memberanikan diri untuk berbicara mengutarakan rencana santri se pondokan yang akan mengganti beo yang meninggal dan memberikan uang yang telah terkumpul dan dikira cukup membeli seekor beo.

     "Assalamuâalaykum Wr Wb., Afwan Kiai, ana mohon izin berbicara sebelum kuliah subuh dimulai", kata santri itu.

     "Silahkan. Apa yang akan kau sampaikan", sambut Kiai.

     "Kemarin kami semua berkumpul dan bermusyawarah, bagaiamana mencari solusi agar Kiai tak bersedih lagi, karena beo yang telah mati. Kita bisa menggantinya insya Allah", tambah sang santri.

     "Alhamdulillah. Hari ini saya melihat persaudaraan antar santri yang semakin erat. Walaupun kalian dari berbagai suku, tetapi dapat disatukan menjadi saudara dengan balutan Iman kepada Allah. Tidak ada lagi sekat lagi karena golongan darah atau saudara sedarah. Kalian telah menunjukkan persaudaraan kalian didasarkan karena cinta Pada Allah. Subhanallah. Jaga itu", jawab Kiai.

    Santri: ????

    Santri semakin bingung. Kiai meneruskan ceritanya kenapa dia bersedih.

     "Kalian tahu kenapa aku bersedih. Kalian menyaksikan aku mengajarkan kalimat Tauhid (Laillahaillallah....) kepada beo itu bertahun-tahun, dan dia lancar mengucapkannya selama beberapa tahun juga. Tahukah yang sangat membuat sedih hingga kini? Aku sedih karena burung Beo yang telah kuajarkan kalimat tadi ternyata ketika sakaratul maut hanya berbunyi, âKheeeeekâ. Ya itu saja yang di suarakan beo itu", ungkap Kiai.

    Padahal aku mengajarkannya bertahun-tahun mengucapkan kalimat tauhid. Inilah yang membuat aku bersedih dan melakukan instropeksi diri. Apakah nanti di penghujung sakaratul maut aku juga akan seperti beo itu. Aku selalu mengajarkan kalimat tauhid dan selalu ber ibadah. "Hari ini aku berpesan kepada kalian semua untuk terus meningkatkan ibadah kita secara sungguh-sungguh. Dan jangan ada penyakit dalam hati kita", tegas Kiai.
     
    Serentak pondokan hening. Seluruhnya menunduk dan menangis tersedu. Beberapa santri berpelukkan dan saling meminta maaf kepada saudara lainnya. Dalam kondisi seperti ini ada satu pertanyaan, Bagaimana dengan kita semua?......

    www.wahanausaha.com

     

    ----- Pesan Diteruskan ----
    Dari: yayan iyan (via Multiply) <multiply@multiply.com>
    Kepada: tristantowahono@yahoo.com
    Terkirim: Sabtu, 1 November, 2008 10:43:30
    Topik: Apakah Akhirnya Kita Seperti Burung Beo Itu



    Dapatkan alamat Email baru Anda!
    Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!

    Sunday, June 14, 2009

    L E P A S K A N

    postingemail.blogspot.com

    *********************************************************************
    MOTIVATIONAL QUOTES

    Effective people are not problem-minded; they're opportunity-minded. They feed opportunities and starve problems
    - Stephen Covey -

    Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success.. If you love what you are doing, you will be successful
    - Albert Schweitzer -

    Without goals, and plans to reach them, you are like a ship that has set sail with no destination
    - Fritzhugh Dodson -

    *********************************************************************

    L E P A S K A N


    Suatu hari ada seekor keledai milik seorang petani yang jatuh ke dalam sumur yang dalam dan kering. Binatang tersebut menangis dengan nyaring selama beberapa jam sementara itu sang petani tersebut mencoba mencarikan jalan keluarnya. Akhirnya, dia memutuskan bahwa keledai itu sudah terlalu tua, sumur itu juga perlu ditutup, dan Penolong keledai tersebut merupakan suatu usaha yang sia-sia belaka. Sehingga dia mengundang tetangganya untuk datang ke lokasi guna membantunya mengubur keledai tersebut di dalam sumur untuk menghentikan kesengsaraannya.

    Mereka semuanya memegang sekop dan mulai menimbunkan tanah ke dalam sumur. Pada awalnya, keledai tersebut menyadari apa yang sedang terjadi dan lagi-lagi menangis dengan begitu memilukan. Tidak lama kemudian, semua orang menjadi tercengang karena keledai
    tersebut tiba-tiba diam. Setelah beberapa sekop kemudian, petani tersebut melongok ke dalam sumur dan begitu terpana atas apa yang dilihatnya. Keledai tersebut melakukan suatu hal yang memukau atas setiap sekop tanah yang menimpa punggungnya. Keledai tersebut
    melepaskannya dengan menggoyangkan badannya dan lalu melangkah naik ke atas tanah yang telah jatuh tersebut!

    Setiap kali mereka menjatuhkan tanah ke atas binatang tersebut, ia akan melepaskannya dan melangkah ke atasnya. Tidak lama kemudian, semua orang terperangah begitu sang keledai memenangkan perjuangan tersebut dengan melangkahi tepi sumur dan meloncat keluar!

    Seperti keledai tersebut, kehidupan ini juga akan senantiasa membuat tubuhmu kotor juga, segala macam kotoran. Cara untuk keluar dari sumur tersebut adalah melepaskannya sambil melangkah naik ke atas. Setiap kemunduran adalah seperti kotoran yang dilemparkan ke atas punggung kita. Setiap kesulitan yang kita hadapi merupakan
    suatu batu loncatan. Kita hanya dapat keluar dari sumur yang paling dalam sekalipun hanya dengan tanpa berhenti, dengan tanpa putus asa! Lepaskan dan melangkah ke atas!

    Apa yang sepertinya akan menimbun keledai tersebut sebenarnya merupakan suatu berkah baginya, dengan cara yang dia gunakan untuk mengatasi kemalangannya. Ini merupakan suatu kunci misteri kehidupan ini.. Jika kita menghadapi masalah, tanggapilah secara positif dan jangan menjadi panik serta terlarut dalam kegetiran, kemalangan yang akan membenamkan kita biasanya di dalamnya terdapat potensi yang dapat bermanfaat dan memberikan berkah buat kita!

    Semuanya tergantung pada kita sendiri agar selalu ingat untuk mengembangkan kemampuan diri kita guna memaafkan, melupakan, dan melangkah terus pada tujuan kita. Kita harus terus mengembangkan keyakinan, harapan, dan kemampuan kita untuk mengasihi tanpa syarat apapun. Ini merupakan peralatan yang akan membantu kita "melepaskannya dan melangkah ke atas" keluar dari sumur-sumur di mana akhirnya kita akan menemukan jati diri kita.

    www.wahanausaha.com

    Saturday, June 13, 2009

    BOSAN HIDUP

    http://postingemail.blogspot.com


    *********************************************************************
    MOTIVATIONAL QUOTES

    Destiny is not a matter of chance; it is a matter of choice. It is not a thing to be waited for; it is a thing to be achieved
    - William Jennings -

    I feel that the most important step in any major accomplishment is setting a specific goal. This enables you to keep your mind focused on your goal and off the many obstacles that will arise when you're striving to do your best
    - Kurt Thomas -

    Life's up and downs provide windows of opportunity to determine your values and goals. Think of using all obstacles as stepping stones to build the life you want
    - Marsha Sinetar -

    *********************************************************************

    Seorang pria mendatangi Sang Master, "Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati."
    Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit." "Tidak Master, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati." Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Master meneruskan, "Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, 'Alergi
    Hidup'. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan."

    Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita
    mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut
    mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.

    Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita
    gagal, kecewa dan menderita.

    "Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku." Demikian sang Master menyarankan. "Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup." pria itu menolak tawaran sang
    guru. "Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?" "Ya, memang saya sudah bosan hidup." "Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau
    akan mati dengan tenang."

    Giliran dia menjadi bingung. Setiap Master yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati. Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang
    disebut "obat" oleh Master edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai !

    Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir
    malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget!

    Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, "Sayang, aku mencintaimu. "Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis ! Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin
    pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis!

    Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

    Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan.

    Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu." Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pi, maafkan kami semua. Selama ini, Papi selalu stres karena perilaku
    kami."


    Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?

    Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah
    rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan."

    Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP !!! Hidup bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul.
    tapi merupakan suatu anugrah untuk dinikmati.


    http://www.wahanausaha.com


    Tuesday, June 2, 2009

    Fenomena Facebook & Isu Pengembangan Diri



    ---------- Pesan terusan ----------
    Dari: Anthony Dio Martin Official Site <anthonydiomartin@yahoo.com>
    Tanggal: 26 Mei 2009 03:05
    Subjek: Anthony Dio Martin Official Site
    Ke: tristanto.wahono@gmail.com

    "I don't see how having hundreds or thousands of 'friends' virtually, is leading to any kind of substantive friendships," Cary Goldstein, Director of Twelve Publishers.

    Facebook memang fenomenal. Facebook awalnya hanya sebuah situs jejaring sosial terbatas yang diluncurkan untuk siswa dari Harvard College saja. Dimulai pada tanggal 4 Februari 2004 oleh seorang bernama Mark Zuckerberg, mantas lulusan Harvard dan Ardsley High School. Namun, hanya dalam kurun waktu 3 tahun saja, facebook berkembang menjadi situs yang amat populer. Berita di New York Times bahkan mengatakan ada sekitar 175 juta pengguna aktif di situs popler ini, saat ini. Wow! Begitu populernya facebook, bahkan ia dikaitkan dengan kesuksesan personal branding beberapa orang terkemuka, melonjaknya sales beberapa program supermarket seperti Wal-Mart, hingga kesuksesan President Barrack Obama menggalang suara maupun dana, banyak dikaitkan dengan facebook ini.

    Di Indonesia, facebook inipun belakangan menjadi amat populer. Mulai dari para pebisnis, ibu rumah tangga, hingga kalangan remaja, facebook seperti sebuah gaya hidup. Bahkan, beberapa rekan saya membeli Blackberry dan IPhone-nya hanya dengan alasan sederhana, bisa mengupdate facebook mereka terus-menerus.
    Bahkan, terkait dengan fenomena facebook inipun, saya pun terkadang bingung dengan beberapa teman saya, yang dalam keseharian tergolong orang yang agak anti sosial serta sulit berinteraksi dengan orang lain. Banyak diantaranya, dianggap introvert dan dingin, kalau ketemu orang. Tapi, jangan heran. Bagaimana account facebooknya? Saya pun dibuat kaget olehnya. Di dalam facebooknya, mereka yang tergolong cuek bahkan kurang ekspresif ini dengan begitu mudahnya mengekspresikan diri mereka dalam "wall" maupun "wall-to-wall" dalam facebooknya (ini istilah soal 'dinding' dalam facebook dimana kita bisa mengungkapkan apapun yang kita pikirkan). Malahan, jumlah 'teman' maya mereka pun tergolong sangat banyak.
    Tulisan ini, mencoba mengungkap sisi lain di balik perkembangan facebook dan perkembangan jejaring sosial lainnya, dikaitkan dengan berbagai isu yang perlu dicermati dalam kaitannya dengan pengembangan diri (personal development). Dari fenomena ini, ada beberapa hal yang menjadi catatan saya.

    3 Isu Penting
    Pertama, risiko mengekspresikan diri.
    Dalam training Kecerdasan Emosional baru-baru ini, saya berkisah soal rekan saya dahulu di perusahaan pertama saya yang menggunakan nama samaran, Mr.Nice Guy, dalam setiap kali chatting. Di internet, dia bisa tampak sangat fleksibel, sangat komunikatif dan memberi banyak nasihat. Teman virtual-nya banyak. Tapi, dalam kondisi kerja, orangnya pendiam, tertutup bahkan cenderung sulit berkomunikasi.  Akhirnya, si Mr.Nice Guy ini sendiri sempat pernah berkisah bahwa, dirinya lebih suka berhubungan via internet karena risiko interaksinya lebih sedikit. Kalau tidak suka, bisa diblokir kapan saja dan distop interaksinya, dan persoalanpun selesai. Sementara, kalau berhubungan langsung, orang bisa langsung tersinggung bahkan cenderung lebih sulit diprediksi reaksinya, menurutnya. Baginya, kontak interpersonal langsung harus banyak mempertimbangkan persepsi orang. Intinya, interaksi interpersonal secara langsung, mempunyai risiko lebih sulit. Orang lebih sulit diprediksi, lebih sulit diantisipasi rekasinya dan tidak dalam kontrolnya. Itulah komentarnya soal beda interaksi virtual dengan interaksi langsung.
    Akhirnya, dalam konseling saya dengannya, tetap saya tekankan bahwa chatting maupun facebook, tetap saja tidak menggantikan interaksi manusia yang sesungguhnya. Walaupun, facebook serta berbagai aplikasi jejaring sosial lainnya memang sangat membantu suatu proses interaksi dan memperluas networking sosial. Namun, latihan dan pendewasaan yang sesungguhnya tidak dapat tergantikan melalui interaksi virtual. Dalam interaksi langsunglah, kadang kita harus belajar bersabar, belajar membaca keadaan orang, menyesuaikan dengan kondisi orang, bahkan kadang harus mengalami 'pergesekan' dengan orang. Namun, semuanya amat mendewasakan kita dalam melatih interpersonal maupun kemampuan komunikasi kita.

    Kedua, facebook atau berbagai situs jejaring sosial harus dipergunakan secara cerdas untuk membangun self image kita maupun interaksi yang sehat.
    Celakanya, tatkala content-nya tidak terkendali, justru bisa menyebabkan orang kehilangan muka, kehilangan respek, jadi mengumbar segala sisi gelap bahkan kehilangan ruang privasinya. Di satu sisi, facebook memang menjadi ajang untuk belajar mengekspresikan diri, namun di sisi lain, ekspresi ini bisa menjadi bumerang karena siapapun bisa menuliskan pesan, termasuk orang-orang yang pernah dikenal secara pribadi namun pernah bermasalah. Sebagai contoh, seorang rekan saya yang menjelang kehancuran pernikahannya, justru saling membalas kalimat-kalimat tidak sopan, melalui facebook mereka yang akhirnya terbaca oleh begitu banyak rekan-rekan mereka. Akibatnya, berbagai persepsi yang negatif-pun bermunculan terhadap keduanya.
    Mengomentari situasi semacam ini, saya tetap mengingatkan beberapa rekan saya agar mempunyai tujuan yang jelas dengan facebook maupun jejaring sosial yang mereka lakukan. Waktu menulis, harusnya juga dipertimbangkan secara matang, apa yang hendak dikomunikasikan. Sebab sekali sudah ditulis dan terkirim, apapun yang kita pikirkan akan terbaca oleh jutaan orang yang bisa akses ke halaman web kita. Kita pun, harus mewaspadai pula apa yang kita posting-kan serta mengantisipasi risiko dari orang-orang, baik dari yang niatnya paling tulus hingga ke yang 'iseng' untuk menanggapinya. Jangan sampai teknologi ini justru menjadi alat yang merusak citra diri. Kitalah yang harus menggunakannya dengan bijak.

    Ketiga, dari sisi manajemen energi dan waktu, facebook maupun jejaring sosial semacam ini bisa menjadi pencuri yang perlu diwaspadai.
    Di satu sisi, produktivitas kerja bisa terganggu akibat banyaknya yang addicted untuk melihat ataupun penasaran soal komentar orang terhadap apa yang dipostingkan di situs pribadinya. Kitapun menjadi penasaran, terus-menerus membaca informasi dari orang lain yang terus menerus di-update. Selain energi pikiran jadi lebih terkonsentrasi ke facebook, banyak waktu dan energi yang produktif pun jadi tersita. Makanya, kewaspadaan tetap perlu menjadi senjata bagi kita. Saya mengenal beberapa klien saya yang ketagihan dengan mengisi dan update facebook. Nyaris setiap jam, mereka harus mengecek facebooknya. Dan bisa diperkirakan, karir mereka pun bukanlah yang tergolong luar biasa.

    Tak Perlu Antipati
    Tulisan ini tidak mengajak kita untuk antipati dengan facebook atau jejaring sosial lainnya. Justru, yang penting adalah bagaimana kita 'outsmart' (lebih cerdas) dari teknologi dan memanfaatkan sebesar-besarnya bagi keuntungan kita. Berbagai perusahaan, dapat mendayagunakan facebook untuk memperluas jaringan salesnya. Cukup banyak artis dan penulis yang mempertahankan fans-nya dengan facebooknya. Mereka yang cerdas, dapat menggunakan teknologi sosial seperti facebook demi kepentingan yang berharga bagi sukses mereka. Nah, bagaimana dengan Anda?
     

    RUMAH SERIBU CERMIN

    Effective people are not problem-minded; they're opportunity-minded.
    They feed opportunities and starve problems
    - Stephen Covey -

    Success is not the key to happiness. Happiness is the key to
    success. If you love what you are doing, you will be successfu
    - Albert Schweitzer -



            Di sebuah desa kecil, ada sebuah rumah yang dikenal dengan
    nama "Rumah Seribu Cermin." Suatu hari seekor anjing kecil sedang
    berjalan-jalan di desa itu dan melintasi "Rumah Seribu Cermin". Ia
    tertarik pada rumah itu dan memutuskan untuk masuk melihat-lihat apa
    yang ada di dalamnya.

          Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan
    masuk melalui pintu depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi, ekornya
    bergerak-gerak secepat mungkin.Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke
    dalam rumah, ia melihat ada seribu wajah ceria anjing-anjing kecil
    dengan ekor yang bergerak-gerak  cepat. Ia tersenyum lebar, dan
    seribu wajah anjing kecil itu juga membalas dengan senyum lebar,
    hangat dan bersahabat. Ketika ia meninggalkan rumah itu, ia berkata
    pada dirinya sendiri, "Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu saat
    saya akan kembali mengunjunginya sesering mungkin."
         
            Sesaat setelah anjing itu pergi, datanglah anjing kecil yang
    lain. Namun, anjing yang satu ini tidak seceria anjing yang
    sebelumnya. Ia juga memasuki rumah itu.  Dengan perlahan ia menaiki
    tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia
    terkejut melihat ada seribu wajah anjing kecil yang muram dan tidak
    bersahabat. Segera saja ia menyalak keras-keras, dan dibalas juga
    dengan seribu gonggongan yang menyeramkan.  Ia merasa ketakutan dan
    keluar dari rumah sambil berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini
    sungguh menakutkan, saya takkan pernah mau kembali ke sini lagi."

          Seringkali gambaran atau kesan tentang wajah yang ada di
    dunia ini, yang kita lihat ... adalah cermin gambaran dan kesan dari
    wajah kita sendiri. Kalau kita mengesankan keramahan, maka dunia
    akan tampak ramah...  Kalau dunia terasa suram, mungkin itu karena
    kesan yang kita berikan...

    Sumber : Unknown

    ----- Pesan Diteruskan ----
    Dari: The Acesia <sj2392002@yahoo.com.sg>
    Kepada: The-Acesia@yahoogroups.com
    Terkirim: Jumat, 6 Mei, 2005 11:00:22
    Topik: [The-Acesia] The Acesia Newsletter No. 35 - Mei 2005




    Mencari semua teman di Yahoo! Messenger?
    Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang!