Friday, March 20, 2009

Kunci Sukses Dimulai dengan INISIATIF



---------- Pesan terusan ----------
Dari: Anthony Dio Martin Official Site
<anthonydiomartin@yahoo.com>
Tanggal: 17 Maret 2009 03:04
Subjek: Anthony Dio Martin Official Site
Ke: tristanto.wahono@gmail.com


Kunci Sukses Dimulai dengan INISIATIF

Posted: 13 Mar 2009 12:15 AM PDT

Dimuat di Bisnis Indonesia 13 Maret 2009

"Success comes from taking the initiative and following up… persisting… eloquently expressing the depth of your love. What simple action could you take today to produce a new momentum toward success in your life?" – Anthony Robbins

Sering kali kita mendengar kata inisiatif. Bahkan mungkin saja setiap dari kita sudah sering mendengarnya saat kita masih kecil atau saat kita mulai bersekolah. Bahkan, ketika kita kuliah ataupun saat mengikuti kegiatan organisasi pun, hingga saat sekarang ini, dimana kita bekerja atau melakukan bisnis, kata ini kerapkali terdengar.

Orang – orang di sekitar kita pun sering mengatakan, "Kalau mau sukses dan berhasil, intinya mesti dimulai dari insisiatif!". Bahkan seorang motivator kelas dunia seperti Anthony Robbins pun mengatakan bahwa kesuksesan itu datangnya dari inisiatif.

Saya pun teringat dengan sebuah cerita yang pernah diceritakan oleh teman saya. Alkisah ada seseorang yang bekerja kepada seorang bangsawan di Eropa. Suatu ketika, istri bangsawan itu memanggil seorang pekerjanya untuk diajak berbicara. "Andrew, berapa lama Anda sudah tinggal dan bekerja bersama kami?", tanya istri bangsawan itu. "Kira – kira sekitar dua puluh lima tahun, Nyonya" jawab Andrew. "Oiya, saya ingat kalau engkau dipekerjakan untuk memelihara satu-satunya kuda perang waktu itu.", kata sang Nyonya. "Benar sekali, Nyonya," jawab Andrew. "Andrew, kuda itu sudah mati sepuluh tahun yang lalu", ujar sang Nyonya kepada Andrew. "Benar sekali, Nyonya." Jawab Andrew. "Jadi, apakah yang harus saya lakukan sekarang?", lanjutnya.

Hey! Jangan – jangan kita sama seperti Andrew. Banyak orang tidak memiliki inisiatif dan menunggu selama bertahun-tahun agar orang lain memberitahukan kepadanya apa yang seharusnya dia lakukan. Sehingga segala kesuksesan, keberhasilan, prestasi serta pencapaian – pencapaian yang harusnya telah kita raih tidaklah kita dapatkan dikarenakan kurangnya inisiatif dari kita.

4 Kategori Pribadi Berdasarkan Inisiatifnya

Secara pribadi, saya ingin membagi 4 kategori orang berdasarkan tingkatan inisiatifnya. Keempat kategori itu adalah :

Orang tipe pertama, orang-orang yang tidak pernah melakukan hal yang benar, tidak peduli apapun yang dikatakan kepadanya.

Orang yang termasuk dalam kategori pertama ini sering kali menjadi sumber masalah baik di dalam pekerjaan maupun dalam hubungan interaksinya. Selain cuek, yang memperparah mereka adalah meskipun sudah diberitahukan hal yang benar, mereka tidak dapat mengerjakan sesuatunya dengan benar. Namun, ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa diperbaiki lagi. Bahkan, kita tidak perlu 'menyepak' orang-orang ini dari organisasi kita. Saya pun teringat pepatah dari novelis, Robert A. Heinlein yang pernah mengatakan, "A society that gets rid of all its troublemakers goes downhill." Ya, organisasi yang mengeluarkan para troublemakernya, malahan akan terpuruk. Saat ini, di tempat dimana kita menjadi sang pemimpin, mungkin saja ada orang – orang yang masuk dalam kategori ini. Langkah terbaik yang harus kita lakukan bukanlah secara langsung dengan menghindari orang tersebut tetapi mulailah dengan mengajak orang tersebut dalam proses coaching atau counseling. Mungkin saja ada pengalaman – pengalaman masa lalu yang menyebabkan dirinya menjadi seperti itu. Ketika bisa diperbaiki, orang ini bisa jadi justru menjadi aset yang berharga.

Orang tipe kedua, orang-orang yang melakukan hal benar setelah diberitahukan lebih dari satu kali.

Dibandingkan dengan tipe pertama, maka orang yang masuk dalam kategori ini tentunya lebih baik. Jika dalam tim terdapat orang seperti ini, hal yang perlu dilakukan adalah sedikit bersabar. Mungkin juga sebagai pemimpin, kita tidak memberikan arahan yang cukup jelas. Janganlah langsung menyalahkan mereka.

Orang tipe ketiga, orang-orang yang melakukan hal yang benar saat diberitahukan sekali.

Rata – rata sebagian besar orang – orang di dalam tim biasanya masuk dalam kategori ini. Orang dalam kategori ini merupakan kelompok terbesar, sehingga kelompok ini dapat disebut sebagai kelompok standard (rata – rata). Jika saat ini Anda mau menjadi orang luar biasa, maka perlu bergerak dari kelompok ini menjadi pribadi yang masuk ke orang dalam kategori keempat.

Orang tipe keempat, orang-orang yang melakukan hal benar tanpa harus diberitahukan.

Inilah yang dikategorikan sebagai orang yang memiliki inisiatif. Untuk belajar tentang inisiatif, saya jadi teringat pada masa kecil saya dimana saya suka sekali mengamati kegiatan yang dilakukan oleh semut. Semut - semut, meskipun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya, atau penguasanya, mereka mengumpulkan makanan pada waktu musim panas. Setiap kali ada kesempatan, mereka selalu mengumpulkan makanan dan selalu bekerja sama dalam mengumpulkannya. Semuanya tampak terjadi, tanpa ada yang mengkomando. Nah, jika semut saja bisa, harusnya setiap kita pun mampu melakukannya.

Jadi, kita bisa simpulkan bahwa salah satu rahasia besar untuk menjadi seorang pribadi yang sukses dan berhasil, adalah kemauan untuk mengambil berbagai inisiatif. Untuk itu, janganlah memiliki sikap hanya menunggu bola datang menghampiri, tapi yang harus dilakukan adalah menjemput bola kemudian cetaklah gol dalam kehidupan. Ini khususnya berlaku dalam bidang-bidang sales atau pun bisnis kepada customer.

Namun, dalam banyak pembicaraan, saya sering menemukan sekali orang yang hanya terus menunggu datangnya kesempatan. Mereka terus berharap akan adanya peluang yang datang menghampiri hidup mereka. Tentunya sampai beberapa tahun pun mereka akan tetap didapati sebagai orang yang dalam posisi yang sama. Alih – alih menunggu datangnya kesempatan dan peluang dalam hidup kita, lebih baik kita mempersiapkan hidup kita saat ini dengan terus mengasah skill dan kemampuan, membangun networking, dll. Pastikan pada saatnya kesempatan itu datang, Anda sudah siap! Saya pun jadi teringat oleh sebuah pepatah yang pernah disampaikan oleh sahabat saya, "Janganlah berdoa supaya kesempatan datang, tetapi berdoalah supaya Anda siap saat kesempatan datang!"

Mungkin Anda pernah mengalami saat-saat dimana kesempatan datang , tetapi Anda justru belum siap. Betapa sayangnya! Maka, mulai saat ini mari berjanjilah untuk menjadi pribadi yang berinisiatif serta mempersiapkan segala sesuatunya, sehingga saat peluang ada di depan mata, Anda dapat meraihnya sehingga mampu mengenggam sukses dan keberhasilan Anda!

Mentor Sejati

Posted: 05 Mar 2009 10:21 PM PST

Dimuat di Bisnis Indonesia 6 Maret 2009

Every kid needs a mentor. Everybody needs a mentor - Donovan Bailey

Dalam perjalanan menuju ke suatu tempat pelatihan di daerah Sumatera Utara, sepanjang perjalanan tersebut saya banyak berbincang-bincang dengan seorang bapak yang kebetulan menyupiri mobilnya untuk mengantarkan saya ke tempat seminar. Satu hal yang menarik perhatian saya adalah perbincangannya mengenai topik perjalanan hidup.

Sepanjang perjalanan, sang bapak tersebut yang sebelumnya mengetahui profil saya, tidak habis – habisnya bertanya segala hal yang berkaitan tentang diri saya. Pertanyaannya yang menarik bagi saya, sampai – sampai hal ini menjadi ide artikel saya adalah mengenai siapa yang menjadi mentor saya.

Sesaat setelah pertanyaan itu diajukan, saya pun terdiam sesaat. Mengenang perjalanan hidup masa lalu saya yang begitu susahnya hingga bisa seperti sekarang. Saya pun menyadari hal ini dapat terjadi dalam hidup ini dikarenakan hadirnya mentor – mentor yang berperan penting di dalam kehidupan ini. Saya pun teringat suatu pepatah yang mengatakan, jika kita mau belajar mengenai sesuatu maka carilah seorang mentor yang dapat membimbing kita.

Saya sepenuhnya setuju dengan pernyataan tersebut. Dan kalau kita mengamati orang – orang sukses di dunia ini pastiah memiliki mentor yang akhirnya membantu membawa mereka ke puncak kesuksesannya. Kita ambil contoh saja. Napoleon Hill, penulis legendaris pertama di bidang Personal Success, ternyata banyak dimentor oleh Andrew Carnegie. Kesuksesan Donald Trump, tidak lepas dari bimbingan langsung ayahnya. Sementara, Robert Kiyosaki, jelas-jelas mengatakan "ayah kayanya" sebagai mentor pribadinya. Dari hal ini bisa saya simpulkan, dibalik orang yang telah sukses dalam hidupnya, pastilah ada orang yang telah membimbing mereka menjadi seperti itu.

Orang – orang yang duduk bersama dengan sang mentor tentunya sedikit banyak akan mewarisi keahlian yang juga dimiliki oleh sang mentor. Nah, hingga disini Anda mungkin bertanya bagaimana mendapatkan mentor yang tepat tersebut? Sebenarnya, mencari mentor bisa dimana saja asal kita mau, kita bisa mengajak seseorang yang kita mau belajar darinya dengan mengajak makan bersama, bertemu, berdiskusi, atau bisa juga mentor kita adalah buku, cd audio, dll yang kita bisa pelajari pola pemikirannya.

Hingga disini, perlu saya tegaskan bahwa sebagai seorang pemimpin, kita tidak ingin berakhir hanya sebagai seorang yang dimentor saja. Tujuan akhir kita tentunya adalah menjadi mentor itu sendiri! Terlebih lagi di Indonesia yang saat ini sedang mengalami krisis. Indonesia, negara kita ini memerlukan begitu banyak mentor yang akan membantu mengembangkan banyak orang untuk menjadi orang yang maksimal dalam hidupnya, sehingga ujung – ujungnya situasi dan kondisi negara ini bisa menjadi baik.

Saya sendiri secara pribadi, menemukan minimal ada 2 hal yang perlu dilakukan untuk menjadikan kita sebagai seorang mentor yang sejati.

Pertama, seorang mentor sejati haruslah mampu mengenali apa yang menjadi potensi dari orang yang dimentor.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan "Mentor: someone who can make your hindsight become your foresight". Ya, untuk menjadi seorang mentor yang sejati tentunya kita harus dapat mengenali apa yang menjadi kelebihan serta potensi tersembunyi (hindsight) seseorang, hingga akhirnya bisa menjadi potensi yang sebetulnya bisa dikembangkan (foresight).

Kedua, mengembangkan serta memaksimalkan potensi orang yang kita mentor.

Hal yang kedua, tentunya setelah sebagai mentor, kita juga harus bergerak kepada proses membantu orang yang kita mentor mencapai kemaksimalan dalam potensinya.

4 Tahapan Kemajuan Mentoring

Sekarang bagaimanakah tahapan – tahapan untuk mengembangkan orang yang kita mentor? Ada tahapan yang lebih spesifik yang tentunya dapat Anda temukan saat mengikuti workshop "Coaching & Counselling Excellency" yang akan diadakan di akhir bulan ini. Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan ada 4 tahapan proses untuk membantu seseorang menjadi maksimal dalam potensinya.

Tahap pertama – I Do You Watch.

Tahap pertama ini saya sebut sebagai tahap belajar, dimana orang yang kita mentor kita libatkan untuk banyak melakukan observasi terhadap apa yang kita kerjakan. Mereka diminta belajar memahami pola – pola yang kita lakukan, sehingga di dalam dirinya akan muncul inspirasi untuk dapat melakukan hal – hal yang sama bahkan lebih baik. Disini seorang mentor harus dapat menjadi model, sehinggi orang yang dimentor dapat memodel prinsip – prinsip yang bekerja, yang akhirnya akan membantunya mencapai kemaksimalan.

Tahap kedua – I Do You Help.

Setelah tahap pertama, maka proses selanjutnya adalah dengan mulai melibatkan orang yang kita mentor untuk mulai membantu hal – hal yang sedang kita lakukan atau kerjakan. Dalam proses ini, tentunya orang yang kita mentor akan lebih memahami proses yang sedang kita lakukan karena mulai untuk dilibatkan dalam proses yang sedang dilakukan oleh sang mentor.

Tahap ketiga – You Do I Help.

Setelah mencapai tahap kedua, maka pergerakan selanjutnya adalah di tahap yang ketiga. Dimana orang yang kita mentor harus sudah berani untuk take action melakukan apa yang saat ini sedang kita kerjakan. Disini sebagai seorang mentor, tugas kita adalah menjadi supervisor yang mamberikan saran, masukan (feedback) untuk pengembangan lebih jauh menuju potensi maksimalnya.

Tahap terakhir – You Do I Watch.

Di tahap terakhir inilah kita sebagai seorang mentor benar – benar melepaskan orang yang kita mentor untuk bergerak sendiri. Sampai di posisi ini, tugas seorang mentor dalam mensupervisor tidaklah sebanyak tahap – tahap awal. Biasanya orang yang dimentor yang sudah dalam tahap ini, jika mengalami kesulitan atau kendala, maka secara otomatis akan datang dan menghampiri kita sebagai mentor untuk mendapatkan masukan atau feedback.

Jika sudah sampai tahap ini, maka proses menjadi seorang mentor yang sejati sudah berjalan setengah jalan. Lho koq baru setengah? Iya, mengutip kata – kata dari pakar leadership dunia, John Maxwell yang mengatakan bahwa seorang pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat menghasilkan pemimpin yang menciptakan pemimpin selanjutnya. Begitu pula sebagai seorang mentor yang berhasil adalah saat orang yang kita mentor berhasil menjadi mentor bagi orang lain yang akhirnya merupakan mentor juga. Jadi marilah menjadi mentor yang sejati bagi kemajuan bangsa kita tercinta ini!

Artikel ini telah dipublikasikan dalam Media Bisnis Indonesia
Kolom Motivasi
Hari Jumat tanggal 6 Maret 2009

No comments:

Post a Comment